Penanaman dan Penataan Ulang Lahan Urban Farming RW 10: Sinergi Komunitas untuk Ketahanan Pangan dan Gizi

Rabu, 13 November 2024, RW 10 menjadi saksi semangat kolaborasi dalam kegiatan Urban Farming yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN UIN Gus Dur, Pokja Krapyak, dan kelompok P2L (Pekarangan Pangan Lestari). Bertempat di pekarangan RW 10 dan Rumah Bibit, kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan sumber makanan lokal ke komunitas, meningkatkan gizi masyarakat, serta mendukung upaya mengatasi permasalahan stunting di lingkungan sekitar.
Kegiatan dimulai sejak pagi hingga siang hari, diawali dengan penyusunan tanah yang dicampur pupuk organik. Selanjutnya, para peserta menanam berbagai jenis tanaman seperti cabai, tomat, terong, dan tanaman bumbu dapur lainnya. Tidak hanya itu, penanaman tanaman obat keluarga turut menjadi bagian dari kegiatan untuk mendukung kesehatan masyarakat.
Selain aktivitas tanam-menanam, peserta juga melakukan bersih-bersih di area penanaman. Dengan melibatkan sekitar 40 peserta, termasuk mahasiswa KKN UIN Gus Dur dan anggota Pokja Krapyak, kolaborasi ini berhasil menciptakan suasana penuh kebersamaan dan semangat gotong royong.
Menurut ketua kegiatan, urban farming ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pemanfaatan lahan kosong, tetapi juga bertujuan untuk memproduksi makanan lokal secara berkelanjutan. "Kami ingin mendekatkan sumber makanan ke komunitas sekaligus meningkatkan gizi masyarakat, terutama bagi keluarga yang memiliki anak stunting," ujarnya.
Tanaman-tanaman yang ditanam diharapkan dapat menjadi sumber pangan tambahan bagi masyarakat RW 10. Selain itu, dengan perawatan yang konsisten, hasil dari urban farming ini dapat mendukung ketahanan pangan lokal dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memanfaatkan pekarangan rumah untuk kebutuhan sehari-hari.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan kelompok pemberdayaan lokal dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Tidak hanya untuk masa kini, tetapi juga demi generasi mendatang.
Kegiatan dimulai sejak pagi hingga siang hari, diawali dengan penyusunan tanah yang dicampur pupuk organik. Selanjutnya, para peserta menanam berbagai jenis tanaman seperti cabai, tomat, terong, dan tanaman bumbu dapur lainnya. Tidak hanya itu, penanaman tanaman obat keluarga turut menjadi bagian dari kegiatan untuk mendukung kesehatan masyarakat.
Selain aktivitas tanam-menanam, peserta juga melakukan bersih-bersih di area penanaman. Dengan melibatkan sekitar 40 peserta, termasuk mahasiswa KKN UIN Gus Dur dan anggota Pokja Krapyak, kolaborasi ini berhasil menciptakan suasana penuh kebersamaan dan semangat gotong royong.
Menurut ketua kegiatan, urban farming ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pemanfaatan lahan kosong, tetapi juga bertujuan untuk memproduksi makanan lokal secara berkelanjutan. "Kami ingin mendekatkan sumber makanan ke komunitas sekaligus meningkatkan gizi masyarakat, terutama bagi keluarga yang memiliki anak stunting," ujarnya.
Tanaman-tanaman yang ditanam diharapkan dapat menjadi sumber pangan tambahan bagi masyarakat RW 10. Selain itu, dengan perawatan yang konsisten, hasil dari urban farming ini dapat mendukung ketahanan pangan lokal dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memanfaatkan pekarangan rumah untuk kebutuhan sehari-hari.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan kelompok pemberdayaan lokal dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Tidak hanya untuk masa kini, tetapi juga demi generasi mendatang.